Rabu, 13 Agustus 2008

Saya mendapatkan cerita ini dari seorang teman.. semoga bermanfaat =)

Siang itu saat terik mathari menyengat kulitku, aku berjalan menuju rumah, dilihat seorang kakek tua mengendong sapu injuk sembari membawa tongkat yang biasa digunakan oleh seorang buta sebagai penunjuk jalan. Setelah ku perhatian kembali, ternyata kakek itu tidak lain adalah seorang penjual injuk yang buta.. terlatih latih ia berjalan mengelilingi kampung dengan perlahan dan hati-hati dengan bantuan tongkatnya tentunya.. terpikir dalam benak untuk meperhatian sesaat setiap langkahnya..
Suara adzan dhuhur pun mengisi ruang kosong langit biru desa kami, angkasa yang waktu itu panas karena terik matahari.. dari arah mesjid desa lah suara adzan berasal dan dari arah yang sama pula tampak seorang ibu yang memanggil kakek buta itu.. tampaknya ibu tersebut berniat membeli sapu injuk yang di jual si kakek.. mendekati ibu itu, ia menurunkan injuk-injuk dari pundaknya dan mempersilahkan untuk memilih-milih, tak disangka olehku sembari membiarkan ibu itu memilih injuk ia bergerak menuju arah suara adzan dan menunaikan salat dzhuhur dengan tampak khusu (wallohu allam).. setelah salat subhanallah makin banyak ibu yang berkumpul untuk membeli injuk kakek itu..
Atas kejadian tersebut saya meresa terharu dan malu dengan keadaanku yang lebih baik dari bapa itu namun sering melalaikan perintah salat.. dan saat itu teringat ada sebuah hadist yang menceritakan tentang seorang buta yang meminta izin kepada Rasullulah untuk tidak sholat berjamaah di mesjid, karena ia buta dan tidak ada yang mengantarkannya. Selanjutnya RAsullulah bertanya, apakah ia masih bisa mendengar suara adzan?. Ternyata ia masih bisa mendengarnya, dan oleh RAsulllah orang buta itu tetap diwajibkan berjmaah di mesjid..
Semoga bisa memotivasi kita untuk mementingkan urusan salat dan lebih tepat waktu.. amin..
Wallohualambinshowab,,

Tidak ada komentar: